Friday, February 26, 2016

Pacarku BL, So What?

PACARKU BL; SO WHAT?

Jelaga tak kisahkan siapa aku di sini. Selimut malam, telah menghabisi sisa siangku dalam buncah raga. Salam-salam mesra membelai nakal. Dalam kerumunan rerumput hijau yang kupijak dari sudut ke tepi. Bagai menghitung sisa hari yang entah kapan waktunya.

“Cumbu aku di sini saja …” bisikan rayuan merasuki pendengaran.
Hatiku yang berlubang membiarkan tiupan angin orange itu meremas-remas dalam kenikmatan. Aku hanya butuh sesaat atau sekelimat kumat-kamit demi tambahan untukku kantongi dan bawa pulang.

“Dear … wait?” tanganku memaksamu berhenti.

Tatkala mata-mata kamera memandang penuh keirian. Mereka ingin mengabadikan momenku dan lelaki yang kupanggil ‘BL’ ;lelaki sementara. Kenapa aku hanya menganggapnya sementara? Yah, karena kontrak yang mewajibkan perasaan ini tak berlanjut lebih dalam lagi. Namun aku bisa ke jenjang buku nikah bila mau. Namun, tidak … aku hanya ingin membalas luka lara dari lelaku lalu; mantanku.

Ternyata tak kira hanya aku saja, bukan hanya BL saja dan BL pun akan kalian temukan di bawah rel kereta api ini. Jejak senja membantu panorama untuk kalian tangkap bila kalian menginginkan. Sebenarnya, aku tak ingin kalian menjadi manusia kepo dengan segala urusan dosa manusia lainnya. Namun aku hargai niat baik kalian yang ingin mengingatkan dengan berbagai cara. Tanpa kalian sadari itu bisa mengancam kenyamanku di sini.

Seperti petang senja lalu. Kalian berpura-pura bergaya untuk difoto. Sialnya aku yang tahu itu hanya berpura bodoh. Aku tetap menikmati kemesraan di alam terbuka. Lalu kudengar tawa kalian yang lantang. Aku tidak tuli; teman seperjuangan. Maafkanlah khilafku yang membuat kalian merasa terganggu.

“Kalau mau ciuman yo mbok cari kamar. Kami tidak masalah kalian mau gerayakan tapi ngandang jangan di tempat terbuka seperti ini!”

Aku dengar keresahan kalian; teman seperjuangan. Sekali lagi maafkanlah aku. Membuat nama kita tercoreng arang. Namun, aku sungguh kebelet dalam rangsangan si lelaki bajingan. Jangan heran kalau aku memanggilnya bajingan. Yah! Kalau dia lelaki yang baik dan mencintaiku pasti dia tidak akan mempermalukanku di tempat umum ini; bawah rel kereta api ini. Suara senja bahkan tak kupedulikan. Saat semuanya diwajibkan bersujud; itu tak terpikirkan sama sekali.

Bahkan perlu kalian tahu, bukan hanya BL saja masih banyak puluhan TKW sepertiku yang bercinta dengan orang luar lainnya. Namun media seakan pilih kasih, kenapa hanya lelaki BL saja yang menjadi sorotan. Kadang aku ingin marah, namun buat apa. Percuma aku melawan media yang kerap pilih kasih.

Jangan salahkan cinta tapi salahkan kelakuan kami yang tidak bisa menjaga maruah harga diri dan bangsa. Aku mengakui, aku dari segelintir TKW yang suka mencari kerinduan di bawah rel kereta api atau bahkan di bawah pohon besar, dekat Paya Lebar maupun Kallang. Terima kasih untuk teman-teman seperjuangan yang mengingatkan kesadisan akibat hubungan terlarang ini. Doakan aku untuk segera bertaubat.

Namun coba kalian lihatlah, ada temanku yang menikah dengan BL dan memiliki anak, cinta mereka dibuktikan di agama dan Negara. Jadi jangan menganggap sebelah mata, ada pasangan TKW-BL yang menikah, ada juga juga yang hanya jadi pelampiasan nafsu. Sekali lagi kita hanya lakon yang penuh kehidupan misteri.

Dan bukankah kalian tahu, hidup, mati, rezeki dan jodoh sudah Allah tentukan. Jika jodohku orang BL karena bertemu di Singapura dimana aku mengais rezeki, mengapa harus dikucilkan? Mengapa harus menghina pemberiaan Allah? Aku hanya meminta pada Allah agar memberikan jodoh yang terbaik untukku, itu saja. Dan semoga pacarku BL adalah lelaki baik dan tidak bersikap bajingan lagi terhadapku. Karena dalam agamaku, pacaran itu dilarang. 

Jika ada kesempatan; berikan aku kesempatan agar bertaubat. []



No comments:

Post a Comment

Terima kasih.